Ditengah pergumulan
masyarakat papua memperjuangkan hak-hak dasar masyarakat asli papua yang
merupakan salah satu dari penguatan yang
pelaksanaannya dituangkan dalam UU.21 tahun 2001 tentang OTSUS papua, sehingga tidak dapat
disangkal bahwa orang papua berada ditengah krisis multi dimensional dimana
kemiskinan apsulut yang sering di kumandangkan oleh salah satu mantan gubernur papua DR. Barnabas Suebu,SH
bukan suatu isapan jempol belaka karena telah dibuktikan dengan data statitik
nasional terbaru tahun 2010, bahwa papua adalah satu dari lima daerah termiskin di Indonesia seperti diungkapkan Menko Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono
mengungkapkan, terdapat lima provinsi yang masuk dalam kategori termiskin
sepanjang 2010. “Nominalnya tidak banyak karena penduduknya sedikit yaitu
Papua, Papua Barat, Gorontalo, NTT, dan Maluku,” ujarnya di Hotel Bidakara
Jakarta, Kamis (28/4).sumber:inilah.com.
Kenyataan diatas berbanding simetris/ asimetris dengan slogan yang selalu
didengungkan orang sebagai : ” Papua tanah yang diberkati TUHAN
dan beberapa slogan lainnya seperti: “ Papua tanah damai dan lain
sebagainya yang merupakan ucapan-ucapan untuk menyenangkan telinga orang yang
tanpa disadari sesungguhnya adalah upaya terselubung agar masyarakat di papua
tidak boleh merasa sadar akan situasi dan kondisi aktual yang sedang dialaminya
yaitu kemiskinan apsulut di tengah-tengah suasana konflik yang semakin
meningkat ekskalasinya di seantero tanah papua lalu sengaja ditutupi dengan mengatakan: “ damai sejahterah bagi kita
sekalian hai orang-orang yang mendiami tanah papua, mari kita berpuas diri
dengan situasi dan kondisi saat ini. Tanpa disadari orang papua sedang di
perintahkan untuk menggali liang lahat untuk dirinya sendiri dan menunggu waktu
matinya. Siapa saja yang merasa dirinya sebagai orang papua harus sadar dan
bangun dari situasi dan kondisi yang
sangat mengenaskan ini sebab keadaan orang papua saat ini seumpama orang israel
yang di tawan oleh Nebukatnesar raja
Babel sebagai orang buangan selama 70 (tujuh puluh ) tahun dan rasanya tidak
ada cara lain yang dapat dilakukan orang papua, selain mengikuti cara-cara
persuasi /damai melalui doa dan puasa
yang dilakukan nabi Yeremia dalam kitab Ratapan
dimana orang Israel mengakui segala dosa yang dilakukan oleh
leluhur dan orang tua mereka dengan berkata: “ Bapak-bapak kami berbuat dosa,mereka tak
adalagi, dan kami yang menanggung kedurjanaan mereka.(Alkitab,ratapan.5:7)
dan “
Ampunilah kami akan segala dosa dan kesalahan
kami, seperti kami juga mengampuni
orang/bangsa - bangsa dan negara-negara yang bersalah kepada kami orang
papua....(Alkitab,Matius.6:12) ,” Mengapa Engkau melupakan kami orang papua
selama lamanya, meninggalkan kami demikian lama? Bawalah kami kembali kepadaMu
ya Tuhan,maka kami akan kembali, bararuilah hari-hari kami seperti dahulu kala!
Atau apa Engkau sudah membuang kami sama sekali? Sangat murkakah Engkau kepada
kami?(Alkitab. Yeremia.5:20-22).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar