Powered By Blogger

Sabtu, 01 Oktober 2011

PENCITRAAN KONDISI ASIMETRIS DI WILAYAH PAPUA


              

Ditengah pergumulan masyarakat papua memperjuangkan hak-hak dasar masyarakat asli papua yang merupakan salah satu dari  penguatan yang pelaksanaannya dituangkan dalam UU.21 tahun 2001  tentang OTSUS papua, sehingga tidak dapat disangkal bahwa orang papua berada ditengah krisis multi dimensional dimana kemiskinan apsulut yang sering di kumandangkan oleh salah satu  mantan gubernur papua DR. Barnabas Suebu,SH bukan suatu isapan jempol belaka karena telah dibuktikan dengan data statitik nasional terbaru tahun 2010, bahwa papua adalah satu dari lima daerah  termiskin di Indonesia seperti diungkapkan Menko Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono mengungkapkan, terdapat lima provinsi yang masuk dalam kategori termiskin sepanjang 2010. “Nominalnya tidak banyak karena penduduknya sedikit yaitu Papua, Papua Barat, Gorontalo, NTT, dan Maluku,” ujarnya di Hotel Bidakara Jakarta, Kamis (28/4).sumber:inilah.com. Kenyataan diatas berbanding simetris/ asimetris dengan slogan yang selalu didengungkan orang sebagai : ” Papua tanah yang diberkati TUHAN dan beberapa slogan lainnya seperti: “ Papua tanah damai dan lain sebagainya yang merupakan ucapan-ucapan untuk menyenangkan telinga orang yang tanpa disadari sesungguhnya adalah upaya terselubung agar masyarakat di papua tidak boleh merasa sadar akan situasi dan kondisi aktual yang sedang dialaminya yaitu kemiskinan apsulut di tengah-tengah suasana konflik yang semakin meningkat ekskalasinya di seantero tanah papua lalu sengaja ditutupi dengan  mengatakan: “ damai sejahterah bagi kita sekalian hai orang-orang yang mendiami tanah papua, mari kita berpuas diri dengan situasi dan kondisi saat ini. Tanpa disadari orang papua sedang di perintahkan untuk menggali liang lahat untuk dirinya sendiri dan menunggu waktu matinya. Siapa saja yang merasa dirinya sebagai orang papua harus sadar dan bangun dari  situasi dan kondisi yang sangat mengenaskan ini sebab keadaan orang papua saat ini seumpama orang israel yang  di tawan oleh Nebukatnesar raja Babel sebagai orang buangan selama 70 (tujuh puluh ) tahun dan rasanya tidak ada cara lain yang dapat dilakukan orang papua, selain mengikuti cara-cara persuasi /damai  melalui doa dan puasa yang dilakukan nabi Yeremia dalam kitab Ratapan  dimana orang  Israel  mengakui segala dosa yang dilakukan oleh leluhur dan orang tua mereka dengan berkata: “ Bapak-bapak kami berbuat dosa,mereka tak adalagi, dan kami yang menanggung kedurjanaan mereka.(Alkitab,ratapan.5:7) dan “ Ampunilah  kami akan segala dosa dan kesalahan kami, seperti  kami juga mengampuni orang/bangsa - bangsa dan negara-negara yang bersalah kepada kami orang papua....(Alkitab,Matius.6:12)   ,” Mengapa Engkau melupakan kami orang papua selama lamanya, meninggalkan kami demikian lama? Bawalah kami kembali kepadaMu ya Tuhan,maka kami akan kembali, bararuilah hari-hari kami seperti dahulu kala! Atau apa Engkau sudah membuang kami sama sekali? Sangat murkakah Engkau kepada kami?(Alkitab. Yeremia.5:20-22).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar